OKE NEWS, PAMEKASAN-Kisah pilu seorang siswa yatim piatu di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang terpaksa harus hidup bersama dengan seorang nenek di gubuk bambu yang hampir roboh. Gadis imut yang biasa dipanggil Eli ini hidup tanpa kasih sayang dari kedua orangtuanya sejak ia masih kecil.
Lailatu Badriyah atau yang akrab dipanggil Eli, merupakan anak yatim piatu yang saat ini tinggal berdua bersama neneknya. Di sebuah gubuk bambu yang kondisinya sangat memprihatinkan. Tepatnya di Dusun Morbeddih, Desa Panaguan Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.
Rumah yang terbuat dari kayu dan bambu itu dengan ukuran sekitar 5×6 meter ini, merupakan peninggalan kedua orangtuanya. Tampak dinding rumahnya memakai bahan anyaman bambu yang terlihat bolong-bolong terbilang kurang layak dihuni seperti rumah pada umumnya.
Dalam kondisi seperti itu, ia tetap tegar menjalani kehidupannya bersama sang nenek tercintanya. Rumah yang kurang layak itu tidak mengurangi semangat belajarnya siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu.
“Ibunya meninggal dunia sejak Eli masih berumur 16 bulan, kemudian menyusul Ayahnya pada waktu Eli sudah berumur sekitar 3 tahun,” tutur Sia nenek Eli.
Kata sang nenek, Eli mempunyai satu saudara yang saat ini masih menempuh jenjang kuliah melalui beasiswa.
“Untuk kebutuhan setiap harinya, Saya berjualan pisang dan terkadang mendapat bantuan dari warga sekitar,”ucapnya.
Keterbatasan ekonomi nyatanya tidak membuat Eli patah semangat dalam belajar. Saat ini Eli masih bersekolah, duduk di bangku Kelas 6 SDN Panaguan II, Larangan, Pamekasan. Menurut Kepala Sekolah SDN Panaguan II, Fatimah, bahwa Eli merupakan anak yang rajin belajar dan selalu aktif mengikuti kegiatan sekolah. Eli merupakan anak yang kurang mampu sekaligus yatim piatu sehingga ia mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
“Kelak suatu saat Eli bercita-cita ingin jadi guru, saat ini ia dan neneknya hanya bisa berharap mendapatkan rumah yang layak huni,”tandasnya.(nif)
Komentar