Okenews, Sumenep, Senin 19 Februari 2024- Dugaan money politics pada pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bahkan, Barisan Relawan Infant Gibran (Brigib) Sumenep, akan melaporkan dugaan money politics yang dilakukan oleh sejumlah perangkat Desa.
Ketua Brigib Sumenep, Faldi Aditya mengatakan, kasus dugaan money politics ini akan ditempuh melalui ranah hukum.
“Kami akan membawa kasus itu ke ranah hukum atas dugaan pelanggaran Pemilu berat berupa money politics ini,” katanya, Senin (19/2/2024).
Lanjut Faldy, dirinya memiliki beberapa bukti berupa dokumentasi terkait dengan adanya pembagian uang ratusan juta untuk setiap kepala Desa.
“Kami mengantongi dokumentasi transaksi pembagian uang ratusan juta tersebut,” tandasnya.
Faldy menyebutkan, uang ratusan juta tersebut hanya untuk memenuhi perolehan kursi DPRD dari Partai PDI Perjuangan.
“Terus terang saya prihatin. Mungkin harus berganti tagline, bukan lagi partainya wong cilik tetapi partainya para Kades Sumenep,” ujarnya.
Terbukti, pada saat ini jumlah kursi PDI Perjuangan di DPRD Sumenep mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Namun demikian, Faldy menilai jika perolehan kursi PDI Perjuangan ini bukanlah sebuah prestasi.
“Ini justru sebaliknya lantaran penuh lika liku kontroversi dan disinyalir memainkan money politics brutal yang nominalnya mencapai 100 juta untuk Caleg Pusat dan 30 juta bagi Dewan Sumenep,” pungkasnya.
Sementara, Ketua DPC PDI Perjuangan belum bisa dimintai tanggapannya terkait tembakan peluru hingga ratusan juta kepada para Kades. (NIF)
Komentar