Hari Pendidikan Nasional: Menyemai Optimisme di Tengah Krisis

Opini, by: Dayat Anggota YLBH

OKENEWS.ID, SUMENEP – Hari Pendidikan Nasional selalu menjadi momentum yang sarat makna bagi bangsa Indonesia. Setiap tanggal 2 Mei, kita diingatkan pada cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara yang merumuskan pendidikan sebagai jalan menuju kemerdekaan sejati. Namun di balik semangat itu, pendidikan kita saat ini tengah berada di persimpangan: antara harapan untuk maju dan kenyataan krisis yang kompleks.

Krisis yang dimaksud bukan hanya soal infrastruktur pendidikan yang belum merata, atau minimnya fasilitas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Lebih mendalam dari itu, kita menghadapi krisis karakter, krisis etika, dan krisis relevansi kurikulum yang sering kali gagal menjawab kebutuhan zaman. Siswa dijejali teori, sementara keterampilan hidup kerap terabaikan. Guru-guru dibebani administrasi, sehingga energi terbaik mereka tersita dari hakikat mendidik.

Namun demikian, di balik semua tantangan itu, kita patut mengakui adanya geliat perubahan. Transformasi digital yang dipercepat pandemi, misalnya, membuka peluang pemerataan akses belajar melalui teknologi. Generasi muda mulai menunjukkan kiprah yang membanggakan di berbagai kompetisi internasional, membuktikan bahwa potensi Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain.

Hari Pendidikan Nasional tahun ini seharusnya menjadi ajakan untuk menyemai optimisme yang realistis. Optimisme yang lahir bukan karena kita menutup mata terhadap masalah, melainkan karena kita percaya bahwa perubahan adalah keniscayaan jika ada komitmen bersama. Pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat harus bersatu, membangun ekosistem pendidikan yang adaptif, partisipatif, dan berorientasi masa depan.

Pada akhirnya, pendidikan adalah tanggung jawab kolektif. Memperingati Hari Pendidikan Nasional berarti kita turut bertanya: apa kontribusi nyata yang sudah kita berikan untuk kemajuan pendidikan? Karena masa depan pendidikan Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kebijakan negara, tetapi juga oleh kesadaran kita sebagai warga bangsa yang peduli.

(*)

Comment