OKENEWS.ID, SUMENEP – Aliansi BEM Sumenep, Madura, Jawa Timur. Menuding Dinsos Sumenep melakukan mark-up data kemiskinan.
Pasalnya, berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Dinsos P3A. 277,000 KK atau 647,000 jiwa, sementara data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Sumenep sebanyak 196,420 jiwa.
Hidayat. dalam rilisnya aksinya menyatakan, bahwa Dinsos P3A terkesan ada unsur kesengajaan dalam memark-up data, terbukti data kemiskinan terpaut jauh antara DTKS dan BPS.
“ini mengesankan ada unsur kesengajaan dalam mark-up data dalam meraup keuntungan, nantinya didistribusikan kelompok guna menjalin relasi kuasa” katanya. Kamis, (17/4/2025).
Sementara, Kadinsos P3A melalui Sekretaris Dinsos P3A, Kusmawti. Menanggapi ketimpangan jumlah data kemiskinan tersebut.
“Saya kira perbedaan data itu wajar, karena bisa karena perbedaan waktu,” kata Kusmawati.
Hal itu memungkinkan karena perbedaan waktu, karena dalam kurun waktu tahun, bulan bahkan perbedaan hari akan menjadi perbedaan waktu.
“Misalnya data yang kami Dinsos P3A pada bulan Desember, mereka (BEM Sumenep) menerima data di BPS misalnya Maret, otomatis ada perbedaan. Jangankan beda bulan, beda hari saja bisa berbeda datanya. Jadi wajar,” jelasnya.
Pewarta: Dayat
Editor: A. Muni
Comment