Oke News, Sumenep, Senin 05 Oktober 2020-Menjelang pergulatan politik Pilkada Sumenep 9 Desember 2020, seorang akademisi muda terbitkan buku politik santri. Buku dengan judul Desakralisasi Ijtihad Politik Bindhara Jalan Lain Politik Santri dan Kiai di Madura, ditulis oleh Mohammad Suhaidi, salah seorang dosen STKIP PGRI Sumenep. Buku ini secara umum, mengupas tentang jalan politik santri dan kiai yang dianggap sudah mulai mengalami pergeseran yang sangat jauh dibandingkan dengan kondisi politik santri dan kiai di era-era sebelumnya.
“Alhamdulillah, buku ini bisa diterbitkan, menjelang Pilkada Sumenep. Saya berharap bisa menjadi bagian dari sumbangan terhadap dunia literasi politik di Madura. Buku ini merupakan hasil penelitian yang saya lakukan atas hibah kemenristek Dikti tahun 2018 yang lalu” terang Suhaidi, (05/10/2020).
Menurut wakil ketua PC PERGUNU Sumenep ini, buku dengan sampul dominan warna merah ini, merupakan fakta tentang politik santri yang telah terang terangan mengambil jalan politik berbeda dengan kiainya di pesantren. Buku ini, juga mengungkap argumentasi politik santri yang dijadikan dasar tidak sami’na wa atho’nanya kepada jalan politik kiainya.
Berdasarkan kajian dalam buku ini, soal politik, santri politik tidak lagi menganggap sakral dalam mengikuti jalan politik kiai dalam partai-partai tertentu. Taklid politik, tak ada lagi dalam nalar politik santri. Buktinya, dalam sejumlah partai, banyak santri yang sudah mengambil peran penting.
“Santri tidak lagi menumpuk dalam satu dan dua partai politik yang menganggap sebagai partai berbasis pesantren. Bahkan, partai-partai nasionalis, sudah banyak dikuasai politisi santri, seperti PDIP, GOLKAR, Nasdem, Demokrat, bahkan juga PKS” pungkas alumni pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan ini.(Sai)
Komentar