Kampus di Pamekasan Diduga Tidak Sesuai SOP, Seorang Mahasiswa Meninggal Dunia Saat Latihan Panjat Tebing

OKENEWS.ID, PAMEKASAN – Dunia pendidikan di Kabupaten Pamekasan digemparkan dengan kabar duka meninggalnya Fahrizal Qurtuby, mahasiswa semester 4 Fakultas Tarbiyah IAIN Madura. Fahrizal tewas tragis setelah terjatuh dari ketinggian saat latihan panjat tebing secara mandiri di area kampus.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Fahrizal saat itu tengah berlatih panjat tebing seorang diri. Ia diduga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang olahraga ekstrem tersebut. Namun nahas, tali karmantel yang menjadi alat keselamatannya diduga putus ketika Fahrizal sudah berada di ketinggian sekitar 10 meter. Akibatnya, tubuh Fahrizal terjun bebas dan menghantam tanah yang berpaving di sekitar lokasi latihan.

Sebuah foto yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Fahrizal dalam kondisi telentang dengan luka parah di bagian kepala. Perutnya masih terlihat terlilit tali karmantel, menggambarkan detik-detik tragis sebelum nyawanya melayang. Korban sempat mendapatkan pertolongan pertama dari tim PMI kampus dan langsung dilarikan ke RSUD Pamekasan. Sayangnya, takdir berkata lain, Fahrizal dinyatakan meninggal dunia beberapa jam setelah insiden terjadi.

Pihak kampus hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait musibah yang menimpa mahasiswa mereka. Ketika dikonfirmasi, seorang perwakilan Rektorat IAIN Madura, Syaiful, menyarankan untuk menghubungi pihak pembina. Namun upaya untuk menghubungi Pembina Mahasiswa IAIN Madura, Masyhur Abadi, tidak membuahkan hasil. Ia tidak merespons panggilan telepon maupun pesan WhatsApp.

Kabar duka ini menuai simpati luas dari kalangan mahasiswa dan masyarakat. Rekan-rekan Fahrizal tampak terpukul dengan insiden tersebut. Salah satunya adalah Wahyudi, mantan Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pamekasan. Ia menyayangkan kejadian ini dan menilai kecelakaan semacam itu seharusnya bisa dihindari jika semua prosedur keamanan dipatuhi secara ketat.

“Info dari keluarga kejadian Senin (5/5) sekitar jam 8 pagi. Meninggal siangnya di RSUD. Seharusnya kejadian ini tidak terjadi, sebab panjat tebing adalah olahraga tantangan yang penuh perhitungan dan peralatan berstandar keamanan tinggi,” ungkap Wahyudi.

Menurut Wahyudi, kecelakaan dalam olahraga panjat tebing sebenarnya jarang terjadi jika seluruh prosedur keamanan dijalankan secara benar.

“Sehingga cukup kecil kemungkinan terjadi kecelakaan dalam aktivitas ini. Semoga korban husnul khatimah,” imbuhnya.

Wayudi juga menambahkan bahwa kejadian ini kemungkinan besar disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia (human error).

“Saya melihat ini lebih kepada faktor kesalahan manusia serta ketidakpatuhan terhadap SOP. Sehingga sangat dibutuhkan pendampingan serius dan kompeten dari pemangku cabang olahraga dalam setiap aktivitas olahraga panjat tebing ke depan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan perlunya keterlibatan aktif FPTI setempat agar standar keamanan dan kenyamanan olahraga ini bisa terjaga dengan baik.

“Harus ada pemantauan ketat agar tidak terjadi lagi hal serupa yang merenggut nyawa mahasiswa atau peserta lainnya,” tutup Wayudi.

Di sisi lain, sejumlah mahasiswa mengaku prihatin dengan minimnya pengawasan di lingkungan kampus terhadap kegiatan-kegiatan berisiko tinggi seperti panjat tebing.

“Kita butuh fasilitas dan pengawasan yang memadai. Jangan sampai ada lagi korban jiwa hanya karena kurangnya perhatian dari pihak kampus,” ujar salah satu teman korban.

Kasus ini juga memunculkan pertanyaan besar mengenai prosedur dan izin penggunaan fasilitas panjat tebing di lingkungan kampus. Sejauh ini, belum ada keterangan apakah Fahrizal melakukan latihan dengan izin resmi atau secara spontanitas.

Kondisi ini semakin mempertegas pentingnya peninjauan ulang terhadap seluruh fasilitas olahraga ekstrem di kampus agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Mahasiswa berharap tragedi ini menjadi alarm keras bagi semua pihak yang bertanggung jawab.

Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga korban masih menanti klarifikasi resmi dari pihak kampus. Mereka berharap ada tanggung jawab dan evaluasi menyeluruh agar keselamatan mahasiswa ke depan bisa lebih terjamin.

(adi).

Comment