“Fauzi AS Mengaku Terima 100 Juta?

OKENEWS.ID, SUMENEP – Sungguh geger jagat maya Sumenep Raya. Sebuah akun TikTok misterius yang menamakan diri sebagai TEMPUH Madura (@maduraviraal) mengklaim tanpa KTP, tanpa NPWP, dan tentu saja tanpa bukti.

Seorang tokoh pemuda kritis bernama Fauzi AS telah menerima 100 juta rupiah dari hasil pengondisian program BSPS 2024.

Akun ini tampaknya bukan sekadar iseng, tapi juga mungkin sedang audisi jadi stand-up komedian – hanya saja tanpa lucu dan tanpa logika.

Dalam unggahan itu, mereka menyebut “si Gondrong” yang katanya aktivis, kurus, suara lantang dan tentu saja bukan anggota DPR.

Nama tidak disebut, tapi seluruh semesta maya tahu siapa yang dituding. Tak lain dan tak bukan, Fauzi AS, tokoh muda yang selama ini dikenal lebih suka bau keringat rakyat daripada aroma amis amplop para pemangku kepentingan.

“Saya Tidak Bicara dengan Hantu”
Saat dikonfirmasi oleh media ini, Fauzi AS menanggapi dengan gaya khas: santai tapi menusuk.

“Saya hanya bisa bicara dengan manusia, bukan dengan akun anonim yang takut lihat wajahnya sendiri,” ujarnya sambil menyeruput kopi hitam.

“Kalau 100 juta itu harga dari kejujuran, itu terlalu murah. Saya biasa ditawar lebih mahal, tapi saya nggak jual diri,” lanjutnya.

Ia bahkan menantang: kalau benar ada bukti, silakan tampilkan segera. Tunjukkan bukti transfer, rekaman suara, kuitansi, atau paling tidak muka pemilik akun. Jangan hanya kirim aroma fitnah dari balik akun palsu yang takut tampil di siang bolong.

Sialnya bagi para tukang framing, Fauzi AS bukan tipe yang mudah dipesan layaknya nasi kotak proyek. Ia telah lama dikenal sebagai duri dalam daging para pemburu jatah.

Dalam setiap momen penting, ia tak segan mengkritik kekuasaan, dan justru itulah yang membuatnya menjadi simbol harapan bahwa Sumenep masih punya pemuda waras di tengah pesta gila kekuasaan.

“Yang tuduh saya itu mungkin iri. Mungkin juga kehabisan konten. Atau barangkali sedang ngejar endorse?” kata seorang netizen yang menyayangkan postingan bodong tersebut.

Akun TEMPUH Madura (@maduraviraal) sendiri kini ramai disebut netizen sebagai akun Tuyul. Hidup di gelap, muncul sebentar, menyebar teror, lalu hilang seperti asap dupa. Tidak ada nama, tidak ada tanggung jawab, tapi ingin mempengaruhi publik.

“Ini jelas operasi ecek-ecek. Kalau mau jadi whistleblower, minimal berani muncul. Ini malah jadi ghostblower. Nyembur bau tapi tak berwujud,” ujar warga net lainnya.

Jika benar Fauzi AS menerima 100 juta, maka dunia sudah terbalik: pemuda idealis lebih mudah dituduh daripada koruptor beneran.

Dan jika 100 juta itu cukup untuk membeli integritas seseorang, mungkin kita harus uji dulu siapa sebenarnya yang menjual nama, bukan yang mempertahankan martabat.

Sementara itu, Fauzi AS tetap berjalan, tetap menulis, tetap bersuara. Karena memang begitu cara pejuang hidup: terus berjalan walau dilempari batu. Karena mereka tahu, dari batu-batu itulah sejarah dibangun. (Ahmadi).

Comment