OKENEWS, Sumenep – Klub Sepak Bola PSHW (Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan) Pasongsongan menyatakan keberatannya atas keputusan panitia pelaksana Turnamen Sepak Bola U-13 Askab PSSI Sumenep. Sehingga Klub tersebut merasa telah dirugikan karena tiga dari total 13 pemain yang sebelumnya dinyatakan lolos verifikasi, tiba-tiba dinyatakan tidak lolos oleh panitia tanpa alasan yang signifikan.
Sejak sepekan lalu para pemain telah diverifiksi oleh Fajar Hariyanto sebagai pelatih PSHW dan seluruh dokumen dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat sesuai ketentuan panitia pelaksana. Namun, sehari setelahnya, pelatih dihubungi dan diberitahu bahwa tiga pemain tidak lolos karena adanya dugaan data ganda, terutama terkait dokumen seperti ijazah dan kartu keluarga (KK).
“Tuduhan data ganda ini sangat tidak berdasar. Dokumen legalitas para pemain kami lengkap dan sah. Kami menilai panitia pelaksana kurang profesional dan tidak transparan,” tegas Ketua PSHW Pasongsongan, Viki Dedy Hariyanto dalam surat resmi tertanggal 14 Juli 2025.
Pihak PSHW juga menyampaikan bahwa kejadian serupa bukan kali pertama terjadi. Klub tersebut merasa kerap menjadi pihak yang dirugikan dalam berbagai turnamen yang digelar oleh Askab PSSI Sumenep. Surat pengaduan telah dilayangkan kepada panitia pelaksana yang diketuai Abd. Haris dan pelaksana pertandingan Abd. Su’ud, namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan resmi.
Sementara dalam surat balasan Panitia pelaksana bernomor 07/P-U13.PSSI-Smp/VII/2025, pihak pelaksana beralasan bahwa ketiga pemain PSHW tidak lolos karena terindikasi menggunakan data yang sama dengan pemain dari kompetisi sebelumnya. Meski begitu, PSHW menilai alasan tersebut tidak masuk akal dan meminta penjelasan lebih rinci tentang apa yang dimaksud dengan data ganda tersebut.
“Kami belum pernah menemukan data ganda pada pemain kami. Istilah itu perlu dijelaskan secara rinci, jangan dijadikan alasan untuk mendiskualifikasi tanpa bukti konkret,” tulis PSHW dalam surat susulan bernomor 02/HW/VII/2025.
Turnamen KU-13 yang rencananya akan dibuka pada Minggu, 20 Juli 2025 mendatang itu kini diwarnai polemik. PSHW mendesak Askab PSSI Sumenep agar bersikap profesional dan tidak terus menerus merugikan klub-klub yang berupaya membangun pembinaan dari bawah.
“Kami hanya ingin keadilan dan perlakuan yang adil untuk semua peserta. Jangan ada diskriminasi dalam pembinaan usia dini.” Ungkap Viki Dedy Hariyanto.
(Faiz/Adi).
Comment