Surabaya, 14 Maret 2025 – Jawa Timur bersiap menjadi game-changer dalam Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto! Dengan mengusung beras fortifikasi sebagai senjata utama, provinsi ini bukan hanya menjamin asupan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga menggerakkan ekonomi petani lokal. PT Jatim Grha Utama (JGU), sebagai BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, memainkan peran kunci dalam produksi dan distribusi beras fortifikasi—produk inovatif yang dapat meningkatkan gizi dan kesehatan generasi muda.
Langkah ini sepenuhnya sejalan dengan visi Gubernur Dr. Khofifah Indar Parawansa yang ingin menjadikan Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan dan pusat Hilirisasi Pertanian di Indonesia.
“Ini bukan sekadar makan gratis, ini revolusi pangan! Beras fortifikasi akan meningkatkan kesehatan anak-anak sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Mirza Muttaqien, SH, Direktur PT JGU.
Beras Fortifikasi: Senjata Baru untuk Generasi Sehat
Beras fortifikasi dipilih sebagai komponen utama dalam Program Makan Bergizi Gratis karena kandungan gizinya yang lengkap. Dengan tambahan biaya hanya 100-150 rupiah per porsi, anak-anak bisa mendapatkan zat besi, asam folat, vitamin A, B1, B3, B6, B12, dan zinc, yang penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Mengapa Beras Fortifikasi?
✅ Mencegah anemia dan meningkatkan daya ingat siswa
✅ Mempercepat pertumbuhan dan memperkuat daya tahan tubuh
✅ Menjaga kesejahteraan petani dengan pasar yang stabil
✅ Mendorong industrialisasi pertanian berbasis hilirisasi
“Dengan hilirisasi ini, petani tidak lagi hanya menjual gabah, tetapi ikut dalam rantai nilai industri pangan. Ini lompatan besar!” tambah Mirza Muttaqien.
Dari Sawah ke Sekolah: Bagaimana Beras Fortifikasi Diproduksi?
PT JGU bekerja sama dengan Koperasi Produsen Multi Pihak (KMP) yang beranggotakan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) untuk memastikan produksi dan distribusi beras fortifikasi berjalan lancar.
Saat ini, KMP di Madiun dan Jombang telah memproduksi Beras Premium dan dalam tahap persiapan produksi Beras Fortifikasi. Ke depan, sistem ini akan diperluas ke berbagai sentra produksi beras lainnya di Jawa Timur, menjadikan provinsi ini pionir dalam inovasi pangan nasional.
Proses Produksi dan Distribusi Beras Fortifikasi
Pengolahan
•Beras lokal diperkaya dengan Kernel Beras Fortifikan (Fortified Rice Kernel/FRK) yang telah memperoleh izin edar BPOM RI.
•Menggunakan teknologi pencampuran modern agar nutrisi merata dalam setiap butir beras.
Distribusi
•PT JGU bekerja sama dengan BUMD Kabupaten/Kota dan Koperasi-Koperasi Desa untuk menyalurkan beras fortifikasi ke sekolah-sekolah.
•Dengan skema ini, biaya distribusi ditekan, sehingga harga tetap terjangkau bagi pemerintah dan masyarakat.
Pemasaran
•Tidak hanya untuk Program Makan Bergizi Gratis, beras fortifikasi juga dijual ke masyarakat sebagai alternatif beras sehat.
“Dengan beras fortifikasi, kita bukan hanya memberi makan, tetapi menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerdas,” ujar Mirza Muttaqien.
Jawa Timur Siap Jadi Model Nasional!
Sebagai provinsi dengan surplus produksi beras terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi beras fortifikasi nasional.
Melalui sinergi antara pemerintah, BUMD, koperasi, dan petani, pendekatan ini akan:
✅ Menekan biaya distribusi pangan nasional
✅ Meningkatkan kesejahteraan petani dengan kepastian pasar
✅ Mempercepat industrialisasi pertanian berbasis hilirisasi
“Program ini lebih dari sekadar makan siang gratis. Ini adalah strategi besar untuk membangun ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan generasi sehat yang siap bersaing di masa depan!” pungkas Mirza Muttaqien.
Dengan strategi ini, Jawa Timur siap menjadi role model nasional dalam Program Makan Bergizi Gratis—menghubungkan kesehatan, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan dalam satu ekosistem berkelanjutan.
Comment