OKENEWS.ID, SUMENEP – Masyarakat Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Menolak pembangunan Pembangkit Lampu Tenaga Surya (PLTS) di Desa Ketawang Laok, Guluk-guluk, Sumenep.
Pasalnya, rencana PLTS yang akan dibngun di Desa Ketawang Laok tersebut merupakan penopang utama ekosistem lokal dan pelindung sumber daya air, bisa menghancurkan zona hijau dan keanekaragaman hayati sehingga menurunkan daya serap air tanah yang selama ini mencegah banjir.
“menyebabkan hilangnya sumber mata air yang selama ini menopang kehidupan masyarakat. Menyebabkan kekeringan jangka panjang, termasuk bagi pondok pesantren dan lahan pertanian warga” kata KH. Naqib Hasan. Kamis malam, (1/5/2025) saat pertemuan para masyayikh dan para warga serta pemilik lahan yang tergabung dalam Dewan Persatuan Kiai-Santri dan Rakyat.
Proyek tersebut terkesan tidak mengindahkan keadilan ekologis, dan justru dapat memiskinkan warga dalam jangka panjang akibat rusaknya keseimbangan alam.
“Alasan ke empat ini, kami menilai bahwa proyek ini tidak mengindahkan keadilan ekologis, dan justru dapat memiskinkan warga dalam jangka panjang akibat rusaknya keseimbangan alam” ujarnya.
Sementara itu, KH. Ali Fikri menambahkan, penolakan tersebut merupakan bagian dari upaya menyelamatkan ekologi serta kehidupan yang berkesinambungan tanpa harus mengorbankan kepentingan kehidupan generasi di masa yang akan datang.
“Semestinya, pembangunan dilakukan dengan mendengar suara masyarakat dan mempertimbangkan keselamatan lingkungan hidup secara utuh” ucapnya.
Pihaknya, sangat mendukung jika pembangunan dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat kepulauan.
“Kasian rakyat di pulau-pulau, mereka belum menikmati Indonesia Terang. Jadi, pembangunan PLTS lebih layak di kepulauan” terangnya.
Untuk diketahui, dalam hal penolakan pembangunan PLTS ini, setidaknya ada puluhan Masyayikh, Kiai dan Guru serta ratusan warga yang menandatangani penolakan lokasi pembangunan PLTS tersebut.
(day/adi).
Comment